Review Film ‘Chatroom’ (2010)


Back with me!

Kali ini aku pingin ngereview film Chatroom. Mungkin sebagian dari kalian ngga tau ya ini film apa. Ya, ini film lama, udah dirilis tahun 2010. Sebenernya, aku juga ngga tahu kalo di dunia ini ada film berjudul ‘Chatroom’. Aku baru tahu begitu dapet fakta kalau MV nya BTS yang Blood Sweat Tears ternyata memakai desain ruangan yang persis kayak Chatroom. Ruangan itu dipakai saat Suga dan Jimin lagi duduk hadep-hadepan, kayak lagi ngobrol tapi Suga bawa penutup mata yang bakal dipakein ke matanya Jimin.



Awalnya aku penasaran, bener nggak sih kalau BTS itu mengambil desain ruangan di Chatroom. Dan ternyata bener, baru menit awal udah ditunjukkin ruangan itu. Yang langit-langitnya ada kacanya, juga lantainya ada kacanya. Berawal dari rasa penasaran itu, tahu-tahu aku langsung jatuh cinta sama film ini.


Biasanya, film barat identik sama adegan-adegan NC ‘kan? Nah di film ini, hanya 5% aja yang menampilkan gambar-gambar seperti itu. Karena apa? Film ini hanya menceritakan tentang kehidupan lima remaja yang tergabung dalam sebuah grup chat.

Oke kita mulai :D
Ceritanya diawali dari seorang cowok namanya William. Dia lagi jalan-jalan santai menyusuri lantai yang punya banyak sekali ruangan dengan warna pintu kuning, tapi tiap pintu punya nama-namanya sendiri. Trus, dia berhenti di pintu yang belum ada namanya. Sama dia pintu itu diberi nama, ‘Chelsea Teens!’ –pake tanda seru. Nah, di dalemnya awalnya hanya tersedia empat kursi, dan ada satu kursi di sudut ruangan.

Trus adegan tiba-tiba berpindah ke seorang cowok lain. Cowok ini bawa ikan mas. Nggak seperti William, pas dia jalan-jalan di lantai itu, lantainya rame banget. Dari sini udah ketahuan, kalo cowok yang namanya Jim ini punya sociophobia. Dia masuk ke ruangan yang dibuat William.

Nggak lama kemudian Eva masuk, dilanjutkan sama Emily dan yang terakhir adalah Mo. Seperti udah saling kenal gitu, mereka langsung ngobrol santai. Saling membicarakan siapa yang dibenci. William bilang, dia benci Grace Rollins, seorang penulis gitu lah pokok *lupa judul bukunya.

Mungkin kalian pas nonton film ini bakal bingung. Soalnya aku juga bingung pas liatnya. Kok setting-nya pindah-pindah ya? Menit ini di Chatroom, menit selanjutnya mereka lagi di rumah sendiri-sendiri, di depan laptop sama hape.

Ternyata, ruangan kotak berpintu kuning itu hanyalah kiasan. Kiasan dari Chatroom itu sendiri. Jadi kalau adegannya sedang ada di ruangan itu, berarti para tokoh sedang chatting. Itu bukan dunia nyata.

Nah, kita bakal makin dibuat bingung begitu si William mendadak masuk ke ruangan bernama Eva. Itu ruangan si Eva, alias privat room-nya Eva. Awalnya Eva ngga ada di sana, di dalemnya cuma ada orang-orang yang lagi pesta gitu. Dan si William, cuma dateng buat motret gambarnya Eva aja.

 

Di dunia nyata, Eva itu ternyata adalah cewek yang dibully temen-temen satu grupnya. Dia punya bakat dalam modeling tapi selalu gagal dari seorang temennya. Di Chatroom, dia bilang kalau dia benci temennya itu. Trus si William berniat bantuin dia. Gara-gara niat itu, si Eva jadi ada perasaan gitu sama si William. Jadi di beberapa adegan bakal keliatan kalau Eva itu diam-diam emang suka si William.

Di sisi lain, Emily adalah cewek yang membosankan dan kaku. Ruangan privatnya kosong, nggak kayak punya Eva. Dan ada lagu-lagu kebangsaan Amerika gitu. Dia punya masalah sama kedua orangtuanya.

Trus, Mo adalah cowok yang ternyata suka sama adek temennya. Dan adek temennya itu masih umur 11 tahun. Di sana, disebut pedofil.

William ini, kalau di MV-nya BTS itu ya, dia bisa diibaratkan sebagai evil. Dia berusaha bantu temen-temennya, tapi sebenarnya ada niatan buruk di balik itu. Di awal cerita udah diperlihatkan sedikit, kalau dia ini punya gangguan kejiwaan dan dia sangat-sangat benci pada ibunya (Grace Rollins).


Niat buruknya terlihat saat dia tahu semuanya tentang si misterius Jim. Jadi, Jim itu adalah seorang cowok yang udah mengonsumsi obat anti depresi selama dua tahun. Dia menutup diri dari orang-orang. Ada cewek yang ngajak dia temenan, tapi dia nggak mau. Sementara itu, dia punya masa lalu yang buruk. Pas masih kecil dia ditinggal ayahnya sendirian di kebun binatang, dan ayahnya itu nggak pernah pulang. Masa lalu yang kelam itulah yang bikin William jadi menggila.
Dengan dalih membantu Jim, dia menyuruh Jim untuk melepaskan obat anti depresi trus meyakinkan Jim kalau dia bakal terus ada buat Jim. Si William emang pinter banget meyakinkan orang lain, trus sama Jim akhirnya dilakukan. Dia sempet muntah karena ngga mengonsumsi obat itu lagi. Trus, Jim pun jadi ketergantungan pada William. Dia nggak tahu kalau William itu punya niat buruk.

William merekomendasikan Jim pada seseorang. Orang itu, adalah orang yang bisa mendorong orang lain untuk bunuh diri. Dan Jim akhirnya terdorong.

Awalnya, Mo, Emily dan Eva nggak tau kalau William punya niat jahat pada Jim. Sempet William sadar dan nyuruh Jim untuk ngga bunuh diri, tapi itu cuma sebentar. Begitu ngeliat ibunya yang kecewa berat sama dia, niatnya membunuh Jim makin tinggi.

Dan endingnya ngga bisa ditebak.

Finish! Itulah review yang bisa aku jabarkan di sini :D Aku ngga mau spoiler endingnya. Aku cuma mau memberikan sedikit penjelasan soal film itu. Kalau-kalau kalian butuh sedikit info untuk sedikit mengerti filmnya –karena filmnya emang butuh konsentrasi tinggi buat dipahami. Yang kuceritakan di atas belum semuanya. Mungkin hanya sebagian besarnya saja.

Intinya, film ini mengisahkan tentang kehidupan para remaja yang terhubung melalui Chatroom. Hikmah yang bisa diambil dari film ini, kita, sebagai remaja, boleh-boleh aja kok chatting grup itu, ‘kan namanya juga sosialisasi. Tapi, waspada. Kita nggak akan tahu siapa orang yang berniat jahat pada kita. Jangan sebarkan identitas pribadi sembarangan, apalagi curhat soal masalah sensitive seperti keluarga ke orang yang baru dikenal. Tidak ada hal yang tidak mungkin di dunia ini.

Yap! Segitu dulu aja. See you next time!! ^^

Subscribe to receive free email updates: